Describe Some Ingredients Part-5
1. Daun Mint
Daun mint atau pepermint (peppermint) kerap dijumpai dalam berbagai sajian minuman, makanan, hingga minyak esensial. Peppermint atau daun mint yang juga memiliki nama latin Mentha piperita. Tanaman mint umumnya memiliki batang berbentuk persegi. Daun mint tumbuh berpasangan pada batang. Bunga mint berukuran kecil dengan berbagai warna mulai dari putih, kebiruan, hingga merah muda. Tanaman mint yang berusia lebih muda menghasilkan rasa yang lebih baik, sedangkan tanaman yang lebih tua cenderung terasa pahit dan liat. Mint merupakan tanaman yang termasuk dalam keluarga Labiatae. Ada lebih dari 3.200 jenis mint. Berbagai jenis tanaman yang termasuk dalam keluarga mint sering ditandai dengan bau dan rasa yang unik. Tanaman yang masuk dalam keluarga mint diantaranya adalah lavender, rosemary, peppermint, dan spearmint. Daun mint merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan menjadi obat tradisional. Oleh karena itu, banyak produk sehari-hari yang memanfaatkan daun ini. Seperti permen karet, penyegar nafas, pasta gigi, obat kumur, hingga minyak angin menggunakan daun mint sebagai bahan utamanya. Tidak hanya itu, banyak juga yang menambahkan daun mint ke dalam masakan atau minumannya. Pemanfaatan daun mint ini ternyata berasal dari kandungan gizinya yang melimpah. Daun mint masih merupakan salah satu daun herba yang masih berkerabat dengan daun herba lain, yakni daun sage.Meski berukuran kecil, daun mint memiliki berbagai kandungan nutrisi. Daun herba ini diketahui merupakan salah satu tanaman sumber vitamin A yang baik untuk kesehatan mata. Selain itu, daun mint juga sangat kaya akan antioksidan yang berperan untuk menangkal radikal bebas dalam tubuh.
2. Rosemary
Rosemari(Rosmarinus officinalis) adalah tumbuhan penghasil rempah-rempah dan bumbu masak dengan nama sama. Oleh generasi Indonesia sekarang, yang tidak mengenal nama bumbu ini dalam bahasa Belanda, ia lebih dikenal dengan nama bahasa Inggrisnya, rosemary. Rosemari biasa dipakai pada kuliner kawasan Laut Tengah, seperti masakan Italia, Yunani/Turki, serta daerah Levantia.
Tumbuhannya relatif tahan kering, serta memiliki khasiat pengobatan serta pengusir serangga serta hama lainnya. Teh rosemari dapat membantu mengatasi masalah reumatik dan gejala flu[butuh rujukan][2]. Tanaman ini biasanya cocok digunakan sebagai teh maupun bahan makanan.
Tanaman ini banyak mengandung kalsium, zat besi, dan Vitamin B6[butuh rujukan][3]. Dalam perbanyakan tanaman ini biasanya melalui pencangkokan.
Rosemary adalah herba aromatik populer yang berasal dari wilayah Mediterania dan sering digunakan dalam masakan Italia dan Prancis. Herba ini memiliki rasa hangat dan pedas, dan sering dikombinasikan dengan daging lezat seperti domba, dengan lemon asam, dan bahkan dengan hidangan manis. Rahasia untuk menggunakan rosemary dalam masakan adalah memotongnya sampai halus. Jika tidak, daunnya yang berbentuk seperti jarum bisa agak alot. Rosemary menjadi bumbu favorit untuk hidangan gurih, masakan panggang, dan bahkan ditambahkan pada makanan pencuci mulut.
3. Kemangi
Kemangi adalah terna kecil yang daunnya biasa dimakan sebagai lalap. Aroma daunnya khas, kuat namun lembut dengan sentuhan aroma limau. Daun kemangi merupakan salah satu bumbu bagi pepes. Sebagai lalapan, daun kemangi biasanya dimakan bersama-sama daun kubis, irisan ketimun, dan sambal untuk menemani ayam atau ikan goreng. Di Thailand ia dikenal sebagai manglak dan juga sering dijumpai dalam menu masakan setempat.
Kemangi adalah hibrida antarspesies antara dua spesies selasih, Ocimum basilicum dan O. americanum. Ia dikenal juga sebagai O. basilicum var. anisatum Benth. Aroma khasnya berasal dari kandungan sitral yang tinggi pada daun dan bunganya.
Masyarakat Minangkabau menggunakan tumbuhan sejenis kemangi yang dinamakan dengan ruku-ruku yang di dalam Bahasa Thailand disebut sebagai bai kra pao. Ruku-ruku biasanya digunakan untuk memasak gulai ikan dan asam padeh (asam pedas).
Kemangi adalah tumbuhan tahunan yang tumbuh tegak dengan cabang yang banyak. Tanaman ini berbentuk perdu yang tingginya dapat mencapai 100 cm. Bunganya tersusun di tandan yang tegak. Daunnya panjang, tegak, berbentuk taji atau bulat telur,[1] berwarna hijau muda dan berbau harum.[2] Ujung daun bisa tumpul atau bisa juga tajam, panjangnya mencapai 5 cm. Permukaan bergerigi atau juga rata. Wanginya seperti cengkih dan rasanya pahit.[1]
Daun kemangi mengandung beberapa zat yang bermanfaat bagi tubuh, seperti vitamin A, B, C, betakaroten, kalsium, magnesium, fosfor, protein, karbohidrat, lemak, zat besi, flavonoid, arginin, anetol dan boron.[3] Menurut studi literatur yang dilakukan di berbagai negara, komposisi minyak atsiri dari daun kemangi adalah metil chaviol, linalool, eugenol, metil eugenol, fenchyl alkohol, limoenene, α-pinene, β-pinene, β-caryophyllene, thymol, camphene, α-bergamonete, geranial, geranial asetat, 1,8 – cineol, estragole, cineol, α-cubebene, nerol,methyl cinnamate, dan linalil asetat. Aktivitas biologis dari komposisi dari senyawa–senyawa kimia yang terkandung dalam daun kemangi ditentukan oleh genotip, lingkungan serta tempat tumbuh dari tanaman tersebut



Komentar
Posting Komentar